Wilayahnya terdiri atas dua gugus pulau besar dengan 254 pulau-pulau kecil di sekitarnya yang menawarkan wisata bahari menakjubkan, bahkan keindahan alam pantainya dinobatkan sebagai yang terindah se Asia Tenggara. Selain kekayaan alam yang berasal dari laut, Bangka memiliki hasil tambang timah yang sudah terkenal sejak lama.
Penduduk asli adalah orang Bangka dan Belitung. Mereka berbahasa Melayu. Pada masa kolonial, Belanda mendatangkan tenaga buruh kontrak dari Cina untuk dipekerjakan di pertambangan timah. Setelah kontrak selesai, para buruh kontrak menetap dan terjadi perkawinan dengan penduduk setempat. Perkawinan campuran itu menghasilkan keturunan Cina peranakan.
Sejak abad ke-7 Pulau Bangka sudah disinggahi orang Hindu dari Siantan, Johore, Malaysia, kemudian juga bangsa Belanda, Inggris, dan Jepang. Tapak-tapak sejarah yang ditemukan antara lain klenteng Cina tua, rumah-rumah tua kolonial, benteng berikut mercusuarnya yang dibangun semasa Gubernur Jenderal Raffles (1812-1817).
Kekayaan budaya Provinsi Bangka Belitung antara lain upacara-upacara yang berkaitan dengan ungkapan syukur dan doa permohonan sebelum turun ke laut dan upacara pernikahan masal pada saat panen raya lada putih oleh masyarakat Bangka Selatan.
Anjungan Bangka Belitung akan menampilkan bangunan induk berarsitektur rumah Melayu yang banyak dijumpai baik di Pulau Bangka maupun Pulau Belitung. Di dalam bangunan ini akan dipamerkan berbagai benda budaya dan sejarah, antara lain pakaian adat, alat kesenian, peralatan rumah tangga, dan berbagai hasil kerajinan tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar